Masjid Agung Palembang

Masjid Agung Palembang

Masjid Agung Palembang kabarnya dahulu pernah disebut juga dengan nama Masjid Sultan. Bangunan ini merupakan peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam pada masa Jayo Wikramo (Sultan Mahmud Badaruddin I) yang peletakan batu pertamanya dilakukan pada 1738 dan memakan waktu 10 tahun untuk proses pembangunan pertamanya hingga 1748.

Terletak di Kelurahan 19 Ilir Kecamatan Ilir Barat I Kota Palembang, Masjid Agung Palembang cukup dekat dari ikon utama lain Kota Palembang yaitu Jembatan Ampera. Masjid tertua di Kota Palembang ini bentuk atapnya terlihat mendapat pengaruh arsitektur Cina sementara  bentuk pintu, gerbang dan tiang-tiang luar tampak merupakan arsitektur Eropa. Sementara gaya khas Nusantara terlihat dari pola struktur bangunan utama berundak tiga dengan puncaknya berbentuk limas.

Terdapat dua menara yang mengapit masjid kebanggaan warga Palembang ini yaitu menara lama dan menara baru, menara lama dibangun pada masa pemerintahan Sultan Najamudin (1758-1774) memiliki bentuk segi enam dan menyerupai menara pada kelenteng. Sementara menara baru yang berbentuk bulat langsing dengan lima tingkat dibangun pada 1969-1970 atas sumbangan Pertamina.

Aspek Sejarah Masjid Agung Palembang

Kotak amal bersejarah di Masjid Agung Palembang

Salahsatu pengaruh Eropa dan Indonesia lain terlihat dari kotak amal yang ada di salahsatu sudut masjid yang ternyata merupakan sebuah kotak pos pada jaman penjajahan Belanda. Dapat terlihat dari kata brievenbus pada bagian atas yang berarti kotak pos dalam bahasa Belanda, selain itu ada kata buslichting yang berarti inkaso. Sementara pada bagian bawah terdapat tulisan “MASUKKANLAH UANG DALAM TJELENGAN UNTUK KEPERLUAN INI MESDJID” dapat diduga tulisan ini ditambahkan setelah beralih fungsi menjadi kotak amal.  Selain itu dari ejaan yang digunakan adalah Ejaan Republik atau dikenal juga sebagai Ejaan Soewandi yang berlaku pada periode 1947-1972.

Pada masa revolusi fisik Masjid Agung Palembang ini sempat dijadikan pusat komando pejuang Republik. Pada 1 Januari 1947 sebuah jeep pasukan Belanda dalam kondisi mabuk melampaui garis demarkasi hal ini membuat pihak pejuang Republik menggempur posisi kedudukan pasukan Belanda salahsatunya yaitu Rumah Sakit Charitas yang dibalas pihak Belanda dengan menyerang Masjid Agung tetapi dapat dipertahankan dengan gigih oleh pihak pejuang Republik hingga pasukan Belanda mundur. Peristiwa ini dikenal dengan nama Pertempuran 5 Hari 5 Malam Palembang.

Pranala luar:

kemenag.go.id – Masjid Agung Palembang
pelajaran-dunia.blogspot.com – Sejarah Berdirinya Masjid Agung
id.wikipedia.org – Ejaan Soewandi

19 Ilir, Bukit Kecil, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30111, Indonesia

0 Respons

Beri Respons